Sabtu, 05 Februari 2011

AYAT AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN AL SHIRAZY

OLEH ; TUTUT WINARNI,SPd
NPM  2091030051

       Kehadiran novel Ayat ayat Cinta yang langsung meledak patut diacungi jempol. Pantas bila novel ini meraih penghargaan  dua sekaligus dalam waktu yang  bersamaan yaitu “Pena Award Novel Terpuji Nasional 2005” dan peraih penghargaan “The Most Favorit Book 2005”. Ayat Ayat Cinta berhak mendapatkan penghargaan ini ,  setelah mampu mengalahkan Hary Potter  setelahbeda selisih empat suara .
       Novel sastra yang satu ini berhasil memadukan dakwah, tema cinta dan latar budaya suatu bangsa. Nuansa Islam yang sangat kental dalam cerita novel ini, mengukuhkan novel ini sebagai media dakwah. Bagaimana kita menjadi pemeluk agama yang taat yang selalu menjalankan perintah dan ajaran-ajarannya , belajar membaca kitab suci Al-Quran dengan benar. Dalam novel ini  menghadirkan Islam yang humanis dan multi kultur dan tidak galak.
       Cerminan-cerminan ajaran agama islam yang digambarkan dan dilakonkan para tokoh dalam Ayat ayat Cinta ini mampu menjadikan novel ini sebagai media dakwah. Novel ini sarat akan pesan ajaran agama. Dalam novel ini Habiburrahman Al Shirazzy sebagai pengarang banyak member pesan agama lewat tokoh-tokohnya., sehingga dapat dikatakan bahwa novel ini sebagai media dakwah.
       Tema yang diangkat dalam novel ini dan menjadi dasar sebuah cerita, adalah tema  cinta. Menceritakan tentang percintaan antara tokoh Fahri, Aisha dan Maria. Maria yang menyukai Fahri sejak awal tak pernah sanggup untuk mengungkapkan perasaannya , dan hanya menuliskannya dalam buku harian. Fahri yang tidak pernah dibayangkan Maria menikah terlalu cepat, ternyata menikahi Aisha gadis pujaan Fahri. Akhirnya Maria memendam perasaan itu hingga jatuh sakit
       Novel ini  juga mengajarkan bagaimana Islam memandang dan menghargai agama lain. Pengarang menggambarkan bagaimana Islam  tidak memusuhi agama lain . Di dalam novel ini Maria yang beragama non muslim sangat bersahabat dengan Fahri yang notaben muslim seorang mahasiswa yang sedang  menimba ilmu agama dengan menempuh program pasca sarjana di Kairo.
      Latarbudaya suatu bangsa juga tergambar jelas dalam cerita ini. Kita bisa melihat budaya bangsa lain dalam novel Ayat Ayat Cinta ini. Budaya orang Mesir tentunya berbeda dengan budaya bangsa kita. Latar budaya yang ditampilkan dalam cerita ini adalah budaya bangsa Mesir- Cairo tempat fahri sang tokoh utama belajar agama.
       Dahsyat  dan bagus….! Itulah kata-kata yang tepat untuk Ayat ayat Cinta. Bahkan novel ini mendapat tanggapan dan pujian dari berbagai kalangan. Sampai tahun 2008 sudah masuk cetakan XLI.  Sungguh luar biasa. Bahkan ketika difilmkan sambutan masyarakat mulai dari kalangan atas hingga masyarakat pada umumnya menyambut antusias untuk menonton filmnya.
      Novel ayat ayat Cinta dimataku adalah sebuah novel yang sangat bagus dan lengkap kandungannya . Ini bukan hanya sebuah novel sastra  atau novel cinta tapi juga novel budaya, novel religi, novel fiqih, novel etika , novel bahasa dan dakwah. Ini novel yang sangat bagus ditbaca oleh semua kalangan.
        Dikatakan novel sastra , karena Ayat ayat Cinta sanggup memberi  warna dalam kesusastraan Indonesia yang berkembang sesuai dengan perkembangan jamannya. Habiburrahman  ternyata mampu mencatat sejarah dalam  perkembangan sastra Indonesia khususnya dalam perkembangan Novel.
         Novel religi, novel ini patut dikatakan novel religi karena bersifat religius atau keagamaan. Mulai dari nama-nama tokohnya dalam cerita ini. Semua tokohnya bernama  Islam. Settingnya juga kota yang penduduknya Islam.  Novel  etika, dalam novel ini diajarkan sebuah etika atau tata karma bagaimana bertutur kata yang baik, bagaimana etik berpakaian yang sopan, bagaimana etika hidup bertetangga yang dicerminkan etika keluarga Maria menghargai anak-anak kos yaitu fahri dan kawan-kawannya walaupun bukan seiman.
        Ada hal yang menarik ketika kita membaca novel ini. Seolah kita diajak pengarang jalan-jalan di kota mesir. Penggambaran latar tempat sangat menarik dan sangat jelas. Penggambaran Latar suasana sungguh luar biasa. Pembaca terhanyut dan diaduk aduk perasaannya ketika dari awal hingga akhir membaca novel ini. Ada senang , sedih dan sangat menyentuh dan haru suasana cerita ini.
      “Fahri, menikahlah dengan Maria. Aku iklas .” kata  Aisha meminta suaminya untuk menikahi  wanita lain.  (Habiburrahman, 200:376). Kalimat ini pendek tapi penuh makna.  Mengajarkan kita bagaimana menjadi orang yang iklas. Bagaimana menjadi orang yang tidak egois. Aisha tidak pernah memikirkan diri sendiri, pengorbnan dan keiklasan maria tentunya ada alasannya demi keselamatan  jiwa Maria karena sakit. Demi kebebasan fahri dari penjara dan demi janin yang dikandungnya, karena Aisha tidak mau anaknya lahir ayahnya di penjara.
        Kebenaran  selamanya akan benar dan terungkap kesalahan suatu saatpasti akan terkuak juga. Inilah yang digambarkan dalam novel ini. Fahri yang tidak melakukan kesalahan difitnah hingga menderita dalam penjara. Tapi ternyata tabir terunggakap bahwa fahri tidak bersalah. Kebohongan akhirnya terungkap, bahwa Noura bersaksi palsu. Dan akhiirnya fahri bisa menghirup udara bebas.
        Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam cerita ini adalah sudut pandang orang ketiga. Pengarang menceritakan tokoh  Fahri  dan tokoh lainnya. Pengarang bukan sebagai aku dalam cerita ini. Walaupun pengarang tidak ikut bermain dalam cerita ini. Tapi unsur  ekstrinsik  pengarang  mempengaruhi. Latar belakang pendidikan pengarang berpengaruh dalam novel ini. Unsur pendidikan sangat menonjol dalam novel ini . Dijelaskan dalam npvel ini betapa pentingnya pendidikan. Latar belakang pendidikan Pra tokoh dalam cerita ini dan keberhasilannya , dapat member motivasi bagi pembaca.  Pengarang dalam novel Ayat Ayat Cinta masih tetap menonjolkan  pendidikan itu  penting.
          Sehingga tidaklah berlebihan bila  dalam novel  Ayat Ayat Cinta dapat dijadikan cermin bagi pembaca, karena novel ini banyak member teladan dan ajaran yang  baik. Mngajak kita menjadi pemeluk agama yang taat, mengajarkan menjadi istri yang soleha, mengajarkan sebuah keiklasan. Bagaima seorang istri mengabdi kepada suami, dan seorang suami menyayangi istri. Kita dapat  belajar tentang budaya bangsa  mesir.  Belajar untuk tidak egois. Belajar betapa pentingnya pendidikan dalam hidup. Mengajarkan kebenaran selamanya akan benar kebohongan pasti  ketahuan. Menghargai orang lain, kebersamaan  teman, bersosialisasi  digambarkan jelas dalam novel ini. Rugi rasanya bila kita tidak meluangkan  waktu membaca novel ini hingga tuntas.
       Kenyataan yang diangkat pengarang dalam novel ini melalui para tokohnya mampu menggambarkan  nilai-nilai  hidup  yang sempurna. Hidup tidak hanya memikirkan cinta saja antara manusia dengan manusia dengan segala masalahnya, tapi hidup juga ada hubungan vertikal dengan yang di atas yaitu Tuhan.


                                                                         --------tw--------


2 komentar: