Sabtu, 05 Februari 2011

AYAT AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN AL SHIRAZY

OLEH ; TUTUT WINARNI,SPd
NPM  2091030051

       Kehadiran novel Ayat ayat Cinta yang langsung meledak patut diacungi jempol. Pantas bila novel ini meraih penghargaan  dua sekaligus dalam waktu yang  bersamaan yaitu “Pena Award Novel Terpuji Nasional 2005” dan peraih penghargaan “The Most Favorit Book 2005”. Ayat Ayat Cinta berhak mendapatkan penghargaan ini ,  setelah mampu mengalahkan Hary Potter  setelahbeda selisih empat suara .
       Novel sastra yang satu ini berhasil memadukan dakwah, tema cinta dan latar budaya suatu bangsa. Nuansa Islam yang sangat kental dalam cerita novel ini, mengukuhkan novel ini sebagai media dakwah. Bagaimana kita menjadi pemeluk agama yang taat yang selalu menjalankan perintah dan ajaran-ajarannya , belajar membaca kitab suci Al-Quran dengan benar. Dalam novel ini  menghadirkan Islam yang humanis dan multi kultur dan tidak galak.
       Cerminan-cerminan ajaran agama islam yang digambarkan dan dilakonkan para tokoh dalam Ayat ayat Cinta ini mampu menjadikan novel ini sebagai media dakwah. Novel ini sarat akan pesan ajaran agama. Dalam novel ini Habiburrahman Al Shirazzy sebagai pengarang banyak member pesan agama lewat tokoh-tokohnya., sehingga dapat dikatakan bahwa novel ini sebagai media dakwah.
       Tema yang diangkat dalam novel ini dan menjadi dasar sebuah cerita, adalah tema  cinta. Menceritakan tentang percintaan antara tokoh Fahri, Aisha dan Maria. Maria yang menyukai Fahri sejak awal tak pernah sanggup untuk mengungkapkan perasaannya , dan hanya menuliskannya dalam buku harian. Fahri yang tidak pernah dibayangkan Maria menikah terlalu cepat, ternyata menikahi Aisha gadis pujaan Fahri. Akhirnya Maria memendam perasaan itu hingga jatuh sakit
       Novel ini  juga mengajarkan bagaimana Islam memandang dan menghargai agama lain. Pengarang menggambarkan bagaimana Islam  tidak memusuhi agama lain . Di dalam novel ini Maria yang beragama non muslim sangat bersahabat dengan Fahri yang notaben muslim seorang mahasiswa yang sedang  menimba ilmu agama dengan menempuh program pasca sarjana di Kairo.
      Latarbudaya suatu bangsa juga tergambar jelas dalam cerita ini. Kita bisa melihat budaya bangsa lain dalam novel Ayat Ayat Cinta ini. Budaya orang Mesir tentunya berbeda dengan budaya bangsa kita. Latar budaya yang ditampilkan dalam cerita ini adalah budaya bangsa Mesir- Cairo tempat fahri sang tokoh utama belajar agama.
       Dahsyat  dan bagus….! Itulah kata-kata yang tepat untuk Ayat ayat Cinta. Bahkan novel ini mendapat tanggapan dan pujian dari berbagai kalangan. Sampai tahun 2008 sudah masuk cetakan XLI.  Sungguh luar biasa. Bahkan ketika difilmkan sambutan masyarakat mulai dari kalangan atas hingga masyarakat pada umumnya menyambut antusias untuk menonton filmnya.
      Novel ayat ayat Cinta dimataku adalah sebuah novel yang sangat bagus dan lengkap kandungannya . Ini bukan hanya sebuah novel sastra  atau novel cinta tapi juga novel budaya, novel religi, novel fiqih, novel etika , novel bahasa dan dakwah. Ini novel yang sangat bagus ditbaca oleh semua kalangan.
        Dikatakan novel sastra , karena Ayat ayat Cinta sanggup memberi  warna dalam kesusastraan Indonesia yang berkembang sesuai dengan perkembangan jamannya. Habiburrahman  ternyata mampu mencatat sejarah dalam  perkembangan sastra Indonesia khususnya dalam perkembangan Novel.
         Novel religi, novel ini patut dikatakan novel religi karena bersifat religius atau keagamaan. Mulai dari nama-nama tokohnya dalam cerita ini. Semua tokohnya bernama  Islam. Settingnya juga kota yang penduduknya Islam.  Novel  etika, dalam novel ini diajarkan sebuah etika atau tata karma bagaimana bertutur kata yang baik, bagaimana etik berpakaian yang sopan, bagaimana etika hidup bertetangga yang dicerminkan etika keluarga Maria menghargai anak-anak kos yaitu fahri dan kawan-kawannya walaupun bukan seiman.
        Ada hal yang menarik ketika kita membaca novel ini. Seolah kita diajak pengarang jalan-jalan di kota mesir. Penggambaran latar tempat sangat menarik dan sangat jelas. Penggambaran Latar suasana sungguh luar biasa. Pembaca terhanyut dan diaduk aduk perasaannya ketika dari awal hingga akhir membaca novel ini. Ada senang , sedih dan sangat menyentuh dan haru suasana cerita ini.
      “Fahri, menikahlah dengan Maria. Aku iklas .” kata  Aisha meminta suaminya untuk menikahi  wanita lain.  (Habiburrahman, 200:376). Kalimat ini pendek tapi penuh makna.  Mengajarkan kita bagaimana menjadi orang yang iklas. Bagaimana menjadi orang yang tidak egois. Aisha tidak pernah memikirkan diri sendiri, pengorbnan dan keiklasan maria tentunya ada alasannya demi keselamatan  jiwa Maria karena sakit. Demi kebebasan fahri dari penjara dan demi janin yang dikandungnya, karena Aisha tidak mau anaknya lahir ayahnya di penjara.
        Kebenaran  selamanya akan benar dan terungkap kesalahan suatu saatpasti akan terkuak juga. Inilah yang digambarkan dalam novel ini. Fahri yang tidak melakukan kesalahan difitnah hingga menderita dalam penjara. Tapi ternyata tabir terunggakap bahwa fahri tidak bersalah. Kebohongan akhirnya terungkap, bahwa Noura bersaksi palsu. Dan akhiirnya fahri bisa menghirup udara bebas.
        Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam cerita ini adalah sudut pandang orang ketiga. Pengarang menceritakan tokoh  Fahri  dan tokoh lainnya. Pengarang bukan sebagai aku dalam cerita ini. Walaupun pengarang tidak ikut bermain dalam cerita ini. Tapi unsur  ekstrinsik  pengarang  mempengaruhi. Latar belakang pendidikan pengarang berpengaruh dalam novel ini. Unsur pendidikan sangat menonjol dalam novel ini . Dijelaskan dalam npvel ini betapa pentingnya pendidikan. Latar belakang pendidikan Pra tokoh dalam cerita ini dan keberhasilannya , dapat member motivasi bagi pembaca.  Pengarang dalam novel Ayat Ayat Cinta masih tetap menonjolkan  pendidikan itu  penting.
          Sehingga tidaklah berlebihan bila  dalam novel  Ayat Ayat Cinta dapat dijadikan cermin bagi pembaca, karena novel ini banyak member teladan dan ajaran yang  baik. Mngajak kita menjadi pemeluk agama yang taat, mengajarkan menjadi istri yang soleha, mengajarkan sebuah keiklasan. Bagaima seorang istri mengabdi kepada suami, dan seorang suami menyayangi istri. Kita dapat  belajar tentang budaya bangsa  mesir.  Belajar untuk tidak egois. Belajar betapa pentingnya pendidikan dalam hidup. Mengajarkan kebenaran selamanya akan benar kebohongan pasti  ketahuan. Menghargai orang lain, kebersamaan  teman, bersosialisasi  digambarkan jelas dalam novel ini. Rugi rasanya bila kita tidak meluangkan  waktu membaca novel ini hingga tuntas.
       Kenyataan yang diangkat pengarang dalam novel ini melalui para tokohnya mampu menggambarkan  nilai-nilai  hidup  yang sempurna. Hidup tidak hanya memikirkan cinta saja antara manusia dengan manusia dengan segala masalahnya, tapi hidup juga ada hubungan vertikal dengan yang di atas yaitu Tuhan.


                                                                         --------tw--------


Jumat, 04 Februari 2011

Smp 1


Metode Pembelajaran Efektif

Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses unutk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenakngkan dan tidak membosankan. Di bawah ini adalah beberapa metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa kita persiapkan.
Metode Debat
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
Metode Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2. Berpikir dan bertindak kreatif.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah:
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Kelebihan:
1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini
Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
6. Kesimpulan guru.
7. Penutup.
Kelebihan:
• Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
• Setiap siswa mendapat peran.
• Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
• Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
• Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).
Picture and Picture
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan:Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.
Numbered Heads Together
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6. Kesimpulan.
Kelebihan:
• Setiap siswa menjadi siap semua.
• Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
• Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
• Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
• Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Seleksi topik
Parasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
b. Merencanakan kerjasama
Parasiswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.
c. Implementasi
Parasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
d. Analisis dan sintesis
Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
e. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
f. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
Metode Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.
Metode Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40
Model Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.
Langkah-langkah:
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
2. Guru menyajikan pelajaran.
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
5. Memberi evaluasi.
6. Penutup.
Kelebihan:
1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.
2. Melatih kerjasama dengan baik.
Kekurangan:
1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
2. Membedakan siswa.
Model Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah:
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7. KKesimpulan.
Kebaikan:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan waktu yang lama.
Model Lesson Study
Lesson Study adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
a. Perencanaan.
b. Praktek mengajar.
c. Observasi.
d. Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
2. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
3. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
5. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).
Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:
- Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
- Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah.

SEBUAH SENYUM DI SMP 1 JEMBER

Buah Karya :  Dien Dharmawan
Kala waktu berjalan seirama nafas
Terus merangkak… dan merangkak
Tiada terasa Sembilan tahun sudah
Telah kita lewati bersama

Saat-saat yang sungguh menbahagiakan
Adalah saat kami bersama Bapak
Berkarya, mengukir prestasi bersama di SMP 1 ini
Bimbingan, arahan, dan nasehat Bapak akan selalu kami kenang

Selamat Jalan Pak Sur…….
Semoga Bapak bisa berkarya di tempat yang baru
Semoga Bapak akan mengenang kita selalu
Bapak……
Tiada kata yang dapat kami ucapkan,
Kecuali kata “maaf”
Tiada kata yang terindah,
Kecuali kata “selamat jalan”
Tiada kata yang mulia,
Kecuali “untaian doa” untuk Bapak

Selamat datang Pak Yon……..
Semoga Bapak bersabar hati, menghadapi kami disini
Membimbing, mengayomi, dan menegur bila perlu
Karena …………
Kata orang kami nakal
Tapi tidak selalu nakal
Hanya sesekali kami nakal

Selamat datang pak Yon………..
Mulai hari ini ………. Kami tersenyum,
Berjalan bergandengan, untuk berkarya dan mengukir prestasi
Di SMP 1 Jember

Bimbingan, arahan, dan nasehat Bapak selalu kami tunggu
Senyum kami untuk Bapak berdua
Adalah sebuah senyum di SMP 1 Jember


Jember, 09062008

SINOPSIS MATA KULIAH

Filsafat Ilmu
Pembahasaan tentang  pokok-pokok gagasan yang hidup di dalam dunia filsafat, dan aksiologi serta terminologi ilmu, proses penguasaan pengetahuan, nilai, kegunaan ilmu dan kaitannya dengan teknologi, kebudayaan, agama serta pengambilan keputusan, logika, matematika, statistika dan bahasa dalam kegiatan berfikir.
Metode Penelitian
Membicarakan secara mendalam tentang langkah-langkah penelitian ilmiah dengan bebeberapa macam pendekatan, baik kuantitatif maupun kualitatif  ataupun pendekatan lainnya dengan memperhatikan kekuatan dan keterbatasannya masing-masing, sehingga mahasiswa dapat mengajukan proposal penelitian baik untuk tesis maupun penelitian lainnya.
Statistik
Perkuliahan ini membahas konsep  dasar tentang statistik dengan aplikasi dan interpretasi, mencakup konsep-konsep statistika, pemilihan analisis statistika untuk masalah penelitian interpretasi skor individu, macam-macam koefisien korelasi, prediksi pengacakan dan kesalahan dalam pengambilan sampel, pengujian hipotesis, uji-t, ANOVA untuk rancangan acak, blok, faktorial, dan regresi, serta analisis data menggunakan software komputer.
Landasan Ilmiah Ilmu Pendidikan
Memberikan kepada mahasiswa kemampuan untuk mengenali latar belakang sosial budaya dan filosofis dari pendidikan, saling hubugan antara kehidupan sosial budaya dengan pendidikan, dan peran pendidikan dalam proses perubahan sosial budaya. Inti perkuliahan adalah sociocultural background of education dan philosophical foundation of education.
Evaluasi Pengajaran Bahasa
Perkuliahan ini membahas teori, penemuan atau materi lainnya tentang testing, dan evaluasi agar mahasiswa dapat mengaplikasikannya dalam pengajaran bahasa.
Asas Pengajaran Bahasa
Perkuliahan ini membahas beberapa metode pengajaran bahasa, penelitian pengajaran bahasa dan pemerolehan bahasa, strategi belajar bahasa, pendekatan komunikatif dalam pengajaran bahasa, dan implikasinya bagi guru bahasa agar mahasiswa dapat menerapkan implikasi tersebut dalam pengajaran bahasa.


Analisis Wacana
Mata kuliah ini menguraikan pendekatan kebahasaan dalam analisis wacana. Dalam mata kuliah ini dijelaskan bagaimana bentuk-bentuk bahasa digunakan oleh manusia dalam komunikasi dan, secara khusus, bagaimana penutur/ penulis membentuk pesan kebahasaan yang ditujukan kepada pendengar/ pembaca dan bagaimana pendengar/ pembaca mengolah pesan-pesan tersebut dalam usaha menginterprestasinya.
Semantik dan Pragmatik
Mata kuliah ini menjelaskan garis-garis besar hubungan antara sintaksis, semantik, dan pragmatik, batasan antara semantik dan pragmatik, dan pragmatik umum.
Linguistik Terapan
Mata kuliah ini merupakan pendalaman terhadap struktur bahasa Indonesia serta problematika yang timbul dalam perkembangan bahasa Indonesia dengan mendasarkannya pada teori linguistik.
Teori dan Kritik Sastra
Mata kuliah ini memberikan teori tentang sastra, hakikat, nilai, konsep sistem sastra, serta aliran dalam sastra untuk memperkaya wawasan kesusasteraan umum.
Metodologi Penelitian Bahasa
Mata kuliah ini berkenaan dengan teori dan praktek penelitian bahasa lapangan. Penekanan utama diberikan pada proses persiapan, pengumpulan data, deskripsi data, dan penyajian hasil analisis data.
Psikolinguistik
Mata kuliah ini difokuskan kepada pengkajian teori-teori pemerolehan bahasa (languge acquisition) dengan membahas topik-topik: perkembangan pralinguistik, ujaran satu kata, ujaran kombinasi kata, ujaran kalimat sederhana dan komplek serta meninjau sepintas masalah hubungan bahasa dengan pikiran serta ingatan dan neurolinguistik.
Sosiolinguistik
Memberikan pendalaman tentang hubungan antara linguistik dengan masyarakat pemakai bahasa, serta segala aspek yang ditimbulkannya.
Menulis Ilmiah
Salah satu penentu keberhasilan proses belajar bahasa adalah penguasaan keterampilan-keterampilan tertentu dalam berbahasa, diantaranya keterampilan menulis. Mata kuliah ini memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menguasai secara tuntas keterampilan menulis. Dengan penguasaan ini mereka diharapkan dapat menerapkan keterampilannya sebagai penulis yang kreatif, dan dipihak lain dapat membina para calon pengajar pada jenjang S1 (Sarjana).
Retorika
Perkuliahan ini diisi dengan pembahasan tentang pengetahuan dan keterampilan dalam pemakaian bahasa sebagai seni, baik lisan maupun tertulis, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun rapi. Didalamnya tercakup pembahasan tentang pengertian, sejarah: retorika klasik dan retorika modern, metode retorika dan pendidikannya.